PEP: Apa yang Perlu Anda Ketahui tentang Pengobatan Pasca-Pajanan terhadap HIV
Seksualitas adalah bagian alami dari kehidupan orang dewasa. Menjalani hubungan yang sehat bukan hanya tentang kesenangan fisik sesaat atau perencanaan memiliki anak, tetapi juga membawa banyak manfaat bagi kualitas hidup.
Beberapa manfaat tersebut meliputi:
✔ Kesehatan kardiovaskular yang lebih baik
✔ Penguatan sistem kekebalan tubuh
✔ Peningkatan kesejahteraan emosional
✔ Mempererat hubungan sosial dan emosional
Namun, dalam berhubungan dengan orang lain, kita juga harus memperhatikan pencegahan infeksi menular seksual (IMS). Jika terjadi situasi berisiko, penting untuk mengetahui pengobatan pasca-pajanan, seperti PEP.
Apa Itu PEP?
PEP (Post-Exposure Prophylaxis) adalah profilaksis pasca-pajanan, sebuah strategi pencegahan infeksi HIV setelah seseorang mengalami kontak berisiko dengan virus tersebut.
PEP bertujuan untuk menghentikan infeksi sebelum virus HIV menguasai tubuh.
💡 Kapan PEP diperlukan?
- Jika pasangan yang berhubungan seks positif HIV dan terjadi hubungan tanpa pengaman
- Jika kondom pecah atau tidak digunakan
- Jika seseorang mengalami kekerasan seksual
- Jika pekerja medis mengalami kecelakaan kerja dengan alat tajam yang terkontaminasi HIV
📌 Tanggung jawab dan kejujuran sangat penting dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat. Selain menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah IMS, keterbukaan dalam hubungan juga berperan dalam perlindungan terhadap HIV.
Kapan dan Bagaimana Menggunakan PEP?
PEP adalah tindakan darurat yang harus digunakan sesegera mungkin setelah paparan berisiko.
⏳ Batas waktu efektif PEP:
- Idealnya dalam 2 jam pertama setelah pajanan
- Paling lambat dalam 72 jam (3 hari)
💊 Bagaimana cara kerja PEP?
- Menghambat virus HIV agar tidak menyebar dalam tubuh
- Diminum setiap hari selama 28 hari
- Semakin cepat dikonsumsi, semakin tinggi efektivitasnya
🩺 Efek samping:
- Umumnya ringan, seperti mual dan sakit kepala
- Dengan kemajuan obat antiretroviral, efek samping semakin berkurang
📌 PEP sering disebut sebagai "pil bulan berikutnya" untuk mencegah infeksi HIV setelah paparan risiko.
Apa Perbedaan antara PEP dan PrEP?
Selain PEP, ada juga PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) yang digunakan sebelum terpapar HIV.
📌 Perbedaan utama:
- PEP → Digunakan setelah paparan HIV (darurat)
- PrEP → Digunakan sebelum paparan HIV (pencegahan jangka panjang)
PrEP dapat digunakan secara:
✔ Harian
✔ Sesuai permintaan (on-demand)
✔ Injeksi jangka panjang
⚠ Catatan:
- PrEP dan PEP harus digunakan dengan pengawasan medis.
- Orang dengan gangguan ginjal atau tulang perlu berhati-hati sebelum mengonsumsi obat ini.
Meluruskan Mitos tentang HIV
📢 Meskipun HIV telah menjadi penyakit kronis yang dapat dikendalikan, masih banyak mitos yang beredar di masyarakat.
📌 Fakta dan Mitos Seputar HIV:
✅ HIV ≠ AIDS
- AIDS adalah tahap paling lanjut dari infeksi HIV.
- Dengan pengobatan yang baik, penderita HIV dapat menjalani hidup sehat dan panjang.
✅ HIV tidak menular jika viral load tidak terdeteksi
- Pasien HIV yang rutin berobat dengan viral load tidak terdeteksi TIDAK dapat menularkan HIV secara seksual.
✅ Tes HIV tidak selalu langsung akurat
- Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi HIV.
- Jika baru terpapar, hasil tes bisa negatif palsu, karena adanya jendela imunologi.
✅ HIV tidak menular melalui ciuman
- Kecuali jika terdapat luka serius di dalam mulut.
✅ HIV bisa menular melalui seks oral
- Penetrasi bukan satu-satunya cara penularan.
- Semen, cairan vagina, dan mukosa mulut dapat menjadi media penularan.
✅ Tidak perlu peralatan pribadi terpisah bagi penderita HIV
- Virus hanya menular melalui darah, air mani, cairan vagina, dan ASI.
✅ Benda tajam bisa menularkan HIV
- Gunting kuku, pisau cukur, jarum suntik harus selalu steril.
✅ Pasangan dengan HIV tetap perlu menggunakan kondom
- Karena mungkin membawa subtipe virus yang berbeda.
✅ Tidak semua bayi yang lahir dari ibu HIV akan tertular
- Dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan ke bayi sangat kecil.
Seks yang Aman Masih Menjadi Perlindungan Terbaik
🛑 Menggunakan kondom adalah metode paling efektif untuk mencegah HIV dan IMS lainnya, seperti sifilis.
✔ Murah dan efektif jika digunakan dengan benar.
✔ Berbeda dengan IMS lainnya, HIV belum bisa disembuhkan, sehingga pencegahan adalah langkah terbaik.
💡 Pengetahuan penting, tetapi tindakan nyata lebih penting. Gunakan metode pencegahan yang paling cocok dan nyaman untuk Anda.
⚠ Artikel ini tidak menggantikan konsultasi dengan dokter. Diskusikan dengan dokter atau pasangan Anda untuk menjalani kehidupan seksual yang aman dan sehat.
Referensi:
- Fiocruz - PEP dan PrEP
- PAHO - HIV/AIDS
- UNAMA - Mitos dan Fakta tentang HIV
- Drauzio Varella - Pengobatan HIV